Beranda | Artikel
Terlalu Berlebihan dalam Memberikan Nasihat kepada Anak
Rabu, 21 Agustus 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Terlalu Berlebihan dalam Memberikan Nasihat kepada Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 8 Safar 1446 H / 13 Agustus 2024 M.

Kajian Tentang Terlalu Berlebihan dalam Memberikan Nasihat kepada Anak

Poin berikutnya yang perlu diperhatikan adalah sikap yang terlalu berlebihan dalam memberikan nasihat. Menasihati anak itu penting, tetapi jangan terlalu berlebihan, karena nasihat akan kehilangan kekuatannya jika disampaikan terlalu sering atau berlebihan. Bahkan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan jadwal dalam menyampaikan nasihat, artinya tidak setiap hari nasihat disampaikan. Beliau membuat jadwal dalam memberi nasihat kepada para sahabat.

Demikian juga, orang yang mendengar nasihat perlu persiapan untuk bisa menerima dan memahami nasihat yang disampaikan. Jika nasihat diberikan setiap hari, mereka mungkin bingung mana yang harus diprioritaskan atau bagaimana memahami semua nasihat yang didengar. Kemampuan untuk mencerna apa yang didengar itu berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Oleh karena itu, berilah waktu kepada anak atau siapapun yang mendengar nasihat kita untuk bisa memahami dan merenungkan nasihat tersebut. Memahami nasihat saja memerlukan waktu, apalagi melaksanakannya.

Kadang-kadang, karena terlalu sering atau berlebihan dalam memberikan nasihat, sementara kemampuan anak untuk memahami dan melaksanakan nasihat tersebut terbatas, orang tua mungkin menyimpulkan bahwa anaknya menolak nasihat. Hal ini justru menjadi beban bagi anak, dan beban itu semakin berat ketika dia dituntut oleh orang tua, “Saya sudah menasihatimu berulang kali.” Karena nasihat terlalu sering diberikan, anak mungkin tidak mampu memahami atau melaksanakan apa yang didengarnya. Akhirnya, orang tua merasa kecewa karena nasihatnya seolah diabaikan, padahal sebenarnya bukan demikian.

Ketika mendengar nasihat, kita perlu mencerna dan merenungkan nasihat tersebut terlebih dahulu. Kita harus memikirkan bagaimana cara melaksanakan nasihat itu. Jarang sekali ada orang yang langsung memahami dan melaksanakan nasihat yang baru didengarnya. Tidak semua orang mampu memahami nasihat dengan cepat dan langsung melaksanakannya. Oleh karena itu, untuk menerima nasihat saja diperlukan kesiapan, baik mental, jiwa, maupun hati. Maka beri waktu mereka agar menerima nasihat.

Allah telah menyatakan bahwa nasihat yang disampaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya adalah sesuatu yang berat. Allah berfirman:

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu (Muhammad)” (QS. Al-Muzzammil [73]: 5).

Nasihat, yang dalam hal ini berupa wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, memang berat untuk diterima. Namun, meskipun berat untuk diterima, jika dilaksanakan, sebenarnya nasihat itu tidaklah sulit, karena agama ini mudah. Yang sulit adalah persiapan jiwa dan hati untuk memahami dan menerima nasihat tersebut dengan benar. Padahal, jika nasihat itu diikuti, sebenarnya hal itu akan menjadi lebih mudah.

Kadang-kadang, ketika kita memberi nasihat, kita berpikir, “Apa susahnya melaksanakan apa yang saya katakan?” Misalnya, kita menasihati seorang perokok dengan mengatakan bahwa merokok itu berbahaya. Dalam pandangan kita yang memberi nasihat, tampaknya mudah untuk berhenti merokok—tinggal buang rokoknya, selesai. Namun, masalahnya bukan terletak pada pelaksanaannya. Masalahnya adalah bagaimana orang yang dinasihati bisa menerima nasihat tersebut, memahami bahwa rokok benar-benar berbahaya, dan kemudian bersedia untuk mengikuti nasihat itu.

Meskipun kita yakin bahwa setelah seseorang menerima dan memahami nasihat, melaksanakannya akan terasa mudah, bagian terberat adalah membuat hati dan pikirannya tunduk menerima nasihat tersebut. Banyak orang yang akhirnya berhenti merokok dengan mudah, tetapi proses untuk menerima nasihat itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa berhenti merokok adalah langkah yang benar bukanlah perkara mudah.

Nasihat itu memang berat untuk diterima dan dipahami dengan benar. Kebanyakan dari kita mendengar nasihat tetapi tidak memahaminya dengan benar, sehingga terasa berat untuk diterima. Hati kita sering kali masih terganjal untuk menerima nasihat tersebut. Padahal, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ

“Sesungguhnya agama itu mudah.”

Lihat: Islam Adalah Agama Yang Mudah – Prinsip Dasar Islam (Ustadz Fachrudin Nu’man, Lc.)

Agama ini memang mudah, dan tidak ada yang berat dalam syariat yang diturunkan Allah, karena syariat ini sesuai dengan kemampuan manusia.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54403-terlalu-berlebihan-dalam-memberikan-nasihat-kepada-anak/